Halo, De-Readers!
Beberapa tahun terakhir, saya melihat bagaimana teknologi digital telah mengubah cara kita berbisnis. Tidak hanya di kota-kota besar, bahkan di wilayah ujung timur Jawa seperti Banyuwangi, Jember, hingga Madura, e-commerce kini menjadi pintu utama untuk memperluas pasar. Kalau dulu perdagangan online dianggap alternatif, sekarang sudah menjadi kebutuhan strategis yang tidak bisa diabaikan.
Bayangkan, awal 2023 saja Indonesia sudah memiliki lebih dari 200 juta pengguna internet. Angka ini bukan sekadar statistik, tapi peluang nyata. Jawa Timur sebagai provinsi dengan perekonomian terbesar kedua di Indonesia memiliki potensi luar biasa. Pertumbuhan transaksi e-commerce tidak hanya terjadi di Surabaya, tetapi juga merambah ke kota-kota lapis kedua dan ketiga di Jawa Timur. Artinya, kesempatan bagi pelaku usaha, profesional, bahkan UMKM di sini terbuka lebar, asalkan strategi yang digunakan tepat.
Jenis Website E-commerce yang Perlu Kita Pahami

Sebelum terjun lebih dalam, saya selalu menyarankan untuk memahami dulu model e-commerce yang ada. Ini penting, karena tiap model punya karakteristik, target pasar, dan strategi yang berbeda.
1. B2B (Business-to-Business)
Model ini fokus pada transaksi antar bisnis. Biasanya melibatkan volume besar dan hubungan jangka panjang. Di Jawa Timur, model B2B sangat relevan mengingat provinsi ini adalah pusat industri dan logistik. Contoh nyatanya adalah GoCement di Surabaya yang menjual bahan bangunan secara online, atau Juallagi.Biz yang mengembangkan platform khusus aplikasi web dan mobile untuk pelaku usaha.
2. B2C (Business-to-Consumer)
Inilah model yang paling akrab di telinga kita. Produk dijual langsung ke konsumen akhir, seperti yang dilakukan Gramedia.com atau Lazada. Potensinya besar di Surabaya yang dikenal sebagai pusat industri kreatif. Dengan model ini, desainer, pembuat produk fashion, atau pelaku UMKM bisa menjangkau pembeli global tanpa perlu membuka toko fisik.
3. C2C (Customer-to-Customer)
Model ini memungkinkan individu menjual barang kepada individu lain melalui platform pihak ketiga seperti Tokopedia, Shopee, atau OLX. C2C sangat ramah bagi UMKM dan penjual baru karena biaya awalnya rendah. Namun, saya selalu mengingatkan: persaingan harga di sini sangat ketat.
4. C2B dan B2A
C2B adalah kebalikan B2C individu menawarkan produk atau jasa kepada bisnis, seperti freelance desain atau penjualan foto digital. Sementara B2A menghubungkan bisnis dengan instansi pemerintah. Kedua model ini punya ruang berkembang, terutama di sektor kreatif dan teknologi informasi Jawa Timur.
5. D2C (Direct-to-Consumer)
Melalui model ini, produsen dapat memasarkan produknya langsung kepada konsumen akhir tanpa melibatkan pihak ketiga. Keuntungannya adalah kontrol penuh atas merek dan pengalaman pelanggan. Saya melihat D2C cocok bagi UMKM yang ingin membangun identitas merek yang kuat dan tidak sekadar bermain di perang harga marketplace.
Peluang E-commerce di Jawa Timur
Jawa Timur memiliki kekuatan besar di sektor UMKM dan industri kreatif. Setelah pandemi, e-commerce menjadi penyelamat bagi banyak usaha. Antara 2019–2020, jumlah UMKM yang memanfaatkan e-commerce melonjak dari 19,92 % menjadi 90,31 %, menunjukkan adopsi digital yang sangat cepat.
Di Surabaya, pusat industri kreatif seperti seni digital, fashion, dan media, jumlah UMKM naik sekitar 64 % dalam dua tahun, dari 10.900 unit (2020) menjadi hampir 17.900 unit (2022). Dengan dukungan platform digital, produk lokal kini berpeluang menjangkau pasar internasional.
Bagi kreator digital, kesempatan tak hanya pada penjualan produk, tetapi juga layanan pendukung seperti pemasaran online, fotografi produk, dan konsultasi e-commerce. Lonjakan transaksi di marketplace pada 2019–2020 semakin menegaskan bahwa konsumen kian nyaman berbelanja online.
Tantangan yang Harus Diantisipasi
Meski peluang besar, kita juga perlu realistis terhadap tantangannya. Keamanan dalam transaksi daring masih menjadi kekhawatiran bagi sebagian pembeli. Belum lagi masalah logistik di daerah tertentu yang membuat pengiriman lambat.
Persaingan harga juga menjadi masalah klasik di marketplace, di mana konsumen bisa dengan mudah membandingkan harga dan mencari yang termurah. Selain itu, literasi digital pelaku usaha di beberapa daerah masih terbatas, sehingga mereka kesulitan memanfaatkan teknologi secara maksimal.
Marketplace atau Website Mandiri: Mana yang Tepat?
Banyak pelaku usaha bertanya, “Lebih baik mulai dari marketplace atau membangun website sendiri?” Jawabannya tergantung strategi dan tujuan bisnis Anda. Berikut gambaran singkatnya:
Marketplace (Tokopedia, Shopee, Lazada)
✅ Kelebihan:
- Akses cepat ke jutaan calon pembeli
- Tidak perlu membangun platform dari nol
- Fitur promosi dan keamanan transaksi sudah tersedia
❌ Kekurangan:
- Persaingan harga sangat ketat
- Kontrol terbatas terhadap branding dan pengalaman pelanggan
- Bergantung pada aturan platform
Website Mandiri (Model D2C)
✅ Kelebihan:
- Kontrol penuh atas desain, brand, dan pengalaman pelanggan
- Data pelanggan bisa dimanfaatkan untuk strategi pemasaran
- Bebas menentukan harga dan promosi
❌ Kekurangan:
- Butuh investasi awal untuk pengembangan dan promosi
- Perlu waktu membangun trafik dan kepercayaan pelanggan
Bagi saya, strategi hibrida sering menjadi pilihan paling efektif: manfaatkan marketplace untuk membangun basis pelanggan, lalu arahkan mereka ke website mandiri untuk memperkuat merek jangka panjang.
Membangun Fondasi Digital dan Melangkah Sekarang
Transformasi digital di Jawa Timur bukan lagi pilihan, melainkan kebutuhan mendesak bagi pelaku usaha, profesional, dan UMKM. Dengan memanfaatkan peluang e-commerce, Anda dapat memperluas pasar, membangun merek yang kuat, dan bersaing di tingkat nasional maupun internasional.
Untuk membantu mewujudkan visi digital Anda:
🔹 Delogic.net | Telp: 0858-8882-4282
Sebagai software house lokal, Delogic.net siap membantu Anda merancang dan mengembangkan aplikasi, website, dan platform e-commerce profesional yang disesuaikan dengan kebutuhan bisnis, lengkap dengan desain UI/UX, optimasi SEO, dan dukungan teknis menyeluruh.
🔹 General Solusindo | Telp: 0811-3219-992
Bila Anda juga memerlukan dukungan IT dan server, General Solusindo hadir sebagai mitra terpercaya untuk instalasi server, jaringan serat optik, perawatan sistem, hingga konfigurasi jaringan yang aman dan stabil untuk bisnis Anda.